23.33
- "Adat air cair, adat api panas."
- "Adat ayam ke lesung, adat itik ke pelimbahan."
- "Adat bersendi syarak, syarak bersendi adat."
- "Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah."
- "Adat diisi lembaga dituang."
- "Adat dunia balas-membalas, syariat palu-memalu."
- "Adat gajah terdorong."
- "Adat hidup tolong-menolong, syariat palu-memalu."
- "Adat juara kalah menang, adat saudagar laba rugi."
- "Adat lama pusaka usang."
- "Adat menyabung, adat gelanggang."
- "Ayam berinduk, sirih berjunjung."
- "Ayam bertelur di atas padi mati kelaparan."
- "Ayam ditambat disambar elang."
- "Ayam hitam terbang malam."
- "Ayam menang kampung tergadai."
- "Ayam putih terbang siang."
B
- "Bengkok sedikit tak terluruskan."
- "Benih yang baik tak memilih tanah."
- "Beraja dihati bersutan dimata."
- "Berakal ke lutut, berontak ke empu kaki."
- "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian."
- "Beranak kandung beranak tiri."
- "Beranak menurut kata bidan."
- "Beranak tidak berbidan."
- "Berani karena benar, takut karena salah."
- "Berapa berat mata memandang, berat jugalah bahu memikul."
- "Berarak tiada berlari."
- "Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing."
- "Berbau bagai embacang."
- "Berbelok kucing main daun."
- "Berbenak ke empu kaki."
- "Berdawat biar hitam."
- "Berdiang di abu dingin."
- "Bergantung tiada bertali, bersalai tiada api."
- "Bergantung pada akar lapuk."
- "Bergantung pada tali rapuh."
- "Bergaduk-gaduk diri, saku-saku diterbangkan angin."
- "Berguru dulu sebelum bergurau."
- "Berguru ke padang datar, dapat rusa belang kaki."
- "Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi."
- "Berhakim kepada beruk."
- "Berjagung-jagung sementara padi masak."
- "Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah."
- "Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau."
- "Berjenjang naik, bertangga turun."
- "Berkelahi dalam mimpi."
- "Berkelahi dengan perigi akhirnya mati dahaga."
- "Berkepanjangan bagai agam."
- "Berkerat rotan berpatah arang."
- "Berkering air ludah."
- "Berlayar bernakhoda, berjalan bernan-tua."
- "Bermain air basah, bermain api terbakar."
- "Berniaga di ujung lidah."
- "Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian."
- "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh."
- "Bersuluh matahari, bergelanggang di mata orang."
- "Bersuluh menjemput api."
- "Bertampuk boleh dijinjing, bertali boleh dieret."
- "Bertanam tebu di bibir."
- "Bertangkai boleh dijinjing."
- "Bertanjak baru bertinju."
- "Bertemu beliung dengan ruyung."
- "Bertukar beruk dengan cigak."
- "Buruk baik tiada bercerai."
- "Buruk-buruk bak embacang."
- "Buruk dibuang dengan rundingan, baik ditarik dengan mufakat."
- "Buruk muka cermin dibelah."
- "Buruk perahu, buruk pangkalan."
- "Buruk tak tahu akan hinanya."
- "Burung terbang dipipiskan lada."
- "Busuk berbau, jatuh berdebuk."
- "Busuk-busuk embacang."
C
D
- "Dahulu bajak daripada jawi."
- "Dahulu timah sekarang besi."
- "Dalam lautan bisa diduga, dalam hati siapa tahu."
- "Dangkal telah keseberangan, dalam telah keajukan."
- "Dari jung turun ke sampan."
- "Dari telaga yang jernih, tak akan mengalir air yang keruh."
- "Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah."
- "Daripada hidup berputih mata, lebih baik mati berputih tulang."
- "Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri."
- "Datang tampak muka, pulang tampak punggung."
- "Datang tidak berjemput, pulang tidak berantar."
- "Daunnya jatuh melayang, buahnya jatuh ke pangkal."
- "Dekat mencari induk, jauh mencari suku."
- "Deras datang, deras kena."
- "Diam di bandar tak meniru, diam di laut asin tidak."
- "Diam-diam penggali berkarat, diam-diam ubi berisi."
- "Diam emas, bicara perak."
- "Dianjak layu, dibubut mati."
- "Di atas langit masih ada langit."
- "Diberi kuku hendak mencengkam."
- "Diberi sehasta hendak sedepa."
- "Dibuat karena alah, menjadi murka karena alah."
- "Diganjur surut bagai bertanam."
- "Digantung tak bertali."
- "Digenggam takut mati, dilepaskan takut terbang."
- "Digila beruk berayun."
- "Diindang ditampi teras, dipilih antah satu-satu."
- "Diindang tidak berantah."
- "Di mana ada kemauan, di sana ada jalan."
- "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung."
- "Di mana tak ada lang, akulah lang, kata belalang."
- "Di mana tembilang terentak, di situ cendawan tumbuh."
- "Dikasih hati minta jantung."
- "Dikati sama berat, diuji sama merah."
- "Dimandikan dengan air segeluk."
- "Dinding sampai ke langit, empang sampai ke seberang."
- "Dinding teretas, tangga terpasang."
- "Dipandang dekat, dicapai tak dapat."
- "Di rumah beraja-raja, di hutan berberuk-beruk."
- "Disisih sebagai antah."
- "Dua kali pisang berbuah."
- "Duduk berkisar, tegak berpaling."
- "Duduk meraut ranjau, tegak meninjau jarah."
- "Duduk sama rendah, tegak sama tinggi."
- "Duduk seperti kucing, melompat seperti harimau."
- "Dunia tak selebar daun kelor."
E
F
- "Fajar menyingsing, elang menyongsong"
G
- "Gabak di hulu tanda akan hujan."
- "Gajah di pelupuk mata tidak tampak, kuman di seberang lautan tampak"
- "Gajah derum tengah rumah."
- "Gajah dialahkan oleh pelanduk."
- "Gajah ditelan ular lidi."
- "Gajah mati karena gadingnya."
- "Gajah mati tinggalkan gading, harimau mati tinggalkan belang."
- "Gajah mati tulang setimbun."
- "Gajah bertarung sama gajah, pelanduk mati di tengah-tengah."
- "Gali lubang, tutup lubang."
- "Gayung bersambut, kata berjawab."
- "Geleng bukan, angguk ia."
- "Geleng serupa cupak hanyut."
- "Genting menanti putus, biang menanti tembuk."
- "Getah terbangkit kuaran tiba."
- "Getikkan puru dibibir."
- "Gila di abun."
- "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari."
H
- "Habis adat dengan kerelaan, hilang adat tegal mufakat."
- "Habis beralur, maka beralu-alu."
- "Habis manis sepah dibuang."
- "Hafal kaji karena diulang, pasar jalan karena ditempuh."
- "Hampa berat menjadi sekam."
- "Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang jua."
- "Harap akan anak buta mata sebelah, harap akan teman buta mata keduanya."
- "Harap pada yang ada, cemas pada yang tidak ada."
- "Harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan."
- "Harapkan guntur di langit, air di tempayan dicurahkan."
- "Harimau mengaum takkan menangkap."
- "Hari pagi dikejar-kejar, hari petang dibuang-buang."
- "Harum menghilangkan bau."
- "Harum seperti malaikat lalu."
- "Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai."
- "Hati bagai baling-baling."
- "Hati gajah sama dilapah, hati tungau sama dicecah."
- "Hati gatal, mata digaruk."
- "Hemat pangkal kaya."
- "Hendak air pancuran terbit."
- "Hendak menangguk ikan, tertangguk pada batang."
- "Hendak ulam, pucuk menjulai."
- "Hidung dicium pipi digigit."
- "Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah."
- "Hidup enggan mati tak mau."
- "Hidup seperti anjing dengan kucing."
- "Hidup seperti umang-umang."
- "Hidup tolong-menolong, sandar-menyandar."
- "Hilang adat, tegal bermufakat."
- "Hilang di mata di hati jangan."
- "Hilang geli oleh gelitik, hilang bisa oleh biasa."
- "Hujan berpohon, panas berasal."
- "Hujan tak sekali jatuh, simpai tak sekali erat."
- "Hujan turun, kambing lari."
- "Hulu malang pangkal celaka."
I
- "Ijuk selembang, tali di situ, keluan di situ."
- "Ijuk tidak bersagar, lurah tidak berbatu."
- "Ikan biar dapat, serampang jangan pukah."
- "Ikan terkilat jala tiba."
- "Ikut hati mati, ikut rasa binasa."
- "Ilmu pengetahuan adalah kekuatan."
- "Ilmu padi, makin berisi, makin merunduk."
- "Inai tertepung, kuku tanggal."
- "Ingin hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai."
- "Isi lemak dapat ke orang, tulang bulu pulang ke kita."
- "Itik diajar berenang."
J
- "Jadi abu arang."
- "Jadilah orang pandai bagai padi yang merunduk."
- "Jagung tua tak hendak masak."
- "Jalan diasak orang menggalas."
- "Jalan mati lagi dicoba, ini pula jalan binasa."
- "Jalan raya titian batu."
- "Jangan didengarkan siul ular."
- "Jangat liat kurang panggang."
- "Janji sampai, sukatan penuh."
- "Jatuh ke tilam empuk."
- "Jauh berjalan banyak dilihat, lama hidup banyak dirasai."
- "Jauh di mata, dekat di hati."
- "Jauh di mata, jauh di hati."
- "Jauh panggang dari api."
- "Jawi hitam banyak tingkah."
- "Jelatang di hulu air."
- "Jemuran terkekar, ayam tiba."
- "Jerat halus kelindan sutera."
- "Jerat serupa jerami."
- "Jerih menentang laba."
- "Jika air orang disauk, ranting orang dipatah, adat orang diturut."
- "Jika keruh dihulu, tak dapat tidak dihilir keruh juga."
- "Jika tak ada rotan, akar pun berguna."
- "Jika takut dilanggar batang, jangan duduk di kepala pulau."
- "Jika takut dilimbur pasang, jangan berumah di tepi pantai."
- "Jika tangan kanan memberi, sebaiknya tangan kiri tidak mengetahui."
- "Jinak-jinak merpati, sudah dekat terbanglah dia."
- "Jual emas beli intan."
- "Jung pecah hiu kenyang."
- "Jung satu nakhoda dua."
K
- "Kalau di hutan tak ada singa, beruk rabun bisa menjadi raja."
- "Kalau kail panjang sejengkal, jangan laut hendak diduga."
- "Kalau kaki sudah terlangkahkan, pantang dihela surut."
- "Kalau kena tampar, biar dengan tangan yang bercincin."
- "Kalau kena tendang, biar dengan kaki yang berkasut."
- "Kalau mandi biarlah basah."
- "Kalau padi yang ditanam, rumput ikut tumbuh; Kalau rumput yang ditanam, padi tak akan ikut tumbuh."
- "Kalau pandai mencencang akar, mati lalu ke puncaknya."
- "Kalau sorak dahulu daripada tohok, tidak mati babi."
- "Kalau tak ada angin bertiup, takkan pokok bergoyang."
- "Kalau tak ingin terlimbur pasang, jangan berumah di tepi laut."
- "Kalau tidak berada-ada takkan tempua bersarang rendah."
- "Ke bawah tidak berurat, ke atas tidak berpucuk, di tengah-tengah ditebuk kumbang."
- "Ke gunung sama mendaki, ke lurah sama menurun."
- "Ke gunung tak dapat angin."
- "Kebaikan akan mendapat balasan kebaikan, kejahatan akan mendapat balasan setimpal pula."
- "Kebesaran air."
- "Kecil bernama, besar bergelar."
- "Kecil dikandung ibu, besar dikandung adat, mati dikandung tanah."
- "Kecil-kecil anak, sudah besar menjadi onak."
- "Kecil-kecil cabai rawit."
- "Kecil-kecil lada padi."
- "Kecil tapak tangan, nyiru saya tadahkan."
- "Kecil teranja-anja besar terbawa-bawa, tua berubah tidak."
- "Kecubung berulam ganja."
- "Kecundang lebih bagai kebaji."
- "Kehulu menongkah surut, kehilir menongkah pasang."
- "Kejujuran adalah abadi, kebohongan akan berubah selamanya."
- "Kejujuran bertahan sangat lama."
- "Kelekatu hendak terbang ke langit."
- "Keluar mulut harimau, masuk mulut buaya."
- "Kena tendang biarlah dengan kaki berkasut, kena tampar biarlah dengan jari yang bercincin."
- "Kemana angin deras, kesitu condongnya."
- "Kemarau setahun dihapuskan hujan sehari."
- "Kepala boleh panas, tetapi hati harus tetap dingin."
- "Kepala sama hitam, isi hati siapa tahu."
- "Ketika ada sama dimakan, waktu tak ada sama ditahan."
- "Ketika ada jangan dimakan, telah habis maka dimakan."
- "Ketika gagak putih, bangau hitam."
L
- "Lubuk akal tepian ilmu."
- "Lubuk alam tepian bumi."
- "Luka boleh sembuh, parutnya tinggal juga."
- "Luka di kaki, sakit seluruh badan."
- "Luka di tangan karena pisau, luka di hati karena kata."
- "Lunak gigi daripada lidah."
M
- "Mahal tak dapat dibeli, murah tak dapat diminta."
- "Main api hangus, main air basah."
- "Maju kena, mundur kena."
- "Majelis-majelis udang, tahi di kepala."
- "Makan bubur panas-panas."
- "Makan hati berulam jantung."
- "Makan upas berulam racun."
- "Makanan enggang takkan menjadi makanan pipit."
- "Makanan sudah tersedia, jamu belum juga datang."
- "Makin murah, makin ditawar."
- "Maksud bagai maksud manau."
- "Maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai."
- "Malang bagai ayam, padi masak makan kehutan."
- "Malu berdayung hanyut serantau."
- "Malu bertanya, sesat di jalan."
- "Maling teriak maling."
- "Mancit satu, gada seratus."
- "Mandi dengan air secupak."
- "Mandi di air kiambang, pelak lepas gatalpun datang."
- "Mandi sedirus."
- "Manikam sudah menjadi sekam."
- "Manis jangan lekas ditelan, pahit jangan lekas dimuntahkan."
- "Manusia merencanakan, Tuhan menentukan."
- "Manusia tertarik oleh tanah airnya, anjing tertarik oleh piringnya."
- "Mara jangan dipukat, rezeki jangan ditolak."
- "Masak diluar, mentah didalam."
- "Masak malam, mentah pagi."
- "Masakan ada ayam memantangkan jemuran."
- "Masuk kandang kambing mengembik, masuk kandang kerbau menguak."
- "Masuk tak genap, keluar tak ganjil."
- "Masuk tiga, keluar empat."
- "Matahari itu bolehlah ditutup dengan nyiru."
- "Mati anak berkalang bapak, mati bapak berkalang anak."
- "Mati dicatuk katak."
- "Mati harimau karena belangnya, mati kesturi karena baunya."
- "Mati harimau meninggalkan belang, mati gajah meninggalkan gading."
- "Mati ikan karena umpan, mati saya karena budi."
- "Mati rusa karena jejaknya."
- "Mati rusa karena tanduknya."
- "Mati satu tumbuh seribu."
- "Mati seladang."
- "Mati takkan menyesal, luka takkan menyiuk."
- "Mati-mati berdawat biarlah hitam, mati-mati mandi biarlah basah."
- "Mati-mati minyak biarlah licin."
N
- "Nafas tak sampai ke hidung."
- "Nan lurah juga diturut air."
- "Nasi sama ditanak, kerak dimakan seorang."
- "Nasi sudah menjadi bubur."
- "Nasi tak dingin, pinggan tak retak."
- "Nasib sabut terapung, nasib batu tenggelam."
- "Neraca palingan bungkal, hati palingan Tuhan."
- "Neraca yang palingan, bungkal yang piawai."
- "Niat hati nak getah bayan, sudah tergetah burung serindit."
- "Nibung bangsai bertaruk muda."
- "Nyamuk mati gatal tak lepas."
O
- "Obat jauh penyakit hampir."
- "Oleng seperti cupak hanyut."
- "Ombak yang bersabung, baru dikenal siapa kawan siapa lawan."
- "Ombak yang kecil jangan diabaikan."
- "Ombaknya kedengaran tapi pasirnya belum kelihatan."
- "Orang berdendang dipentasnya, orang beraja dihatinya."
- "Orang bersiselam, awak bertimba."
- "Orang haus diberi air, orang mengantuk disorongkan bantal."
- "Orang karam dilaut, awak karam didarat."
- "Orang kaya suka dimakan, orang elok selendang dunia."
- "Orang muda menanggung rindu, orang tua menanggung ragam."
- "Orang penggamang mati jatuh, orang pencemas mati hanyut."
- "Orang terpegang pada hulunya, kita terpegang pada matanya."
- "Orang yang runcing tanduk."
P
R
- "Rawe-rawe rantas malang-malang putung."
- "Racun diminum haram tak mabuk."
- "Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah."
- "Rajin pangkal pandai."
- "Rasa air ke air, rasa minyak ke minyak."
- "Rebung tiada jauh dari rumpunnya."
- "Rekah tidak, rekat pukah."
- "Rendah gunung, tinggi harapan."
- "Rezeki musang tak akan didapat elang."
- "Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul."
- "Rumah besar perabung perak."
- "Rumah besar perabung upih."
- "Rumah sudah, tukul pahat berbunyi."
- "Rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri."
- "Rupa boleh diubah, tabiat dibawa mati."
- "Rupa harimau, hati tikus."
- "Rupa seperti pulut, bila dimasak berderai."
- "Rusak anak oleh menantu."
- "Rusak badan karena penyakit, rusak bangsa karena laku."
S
- "Sabung selepas hari petang."
- "Sakit menimpa, sesal terlambat."
- "Salah bunuh memberi bangun, salah cencang memberi pampas."
- "Salah langkah surut kembali."
- "Salah makan memuntahkan, salah tarik mengembalikan."
- "Sambil berdendang biduk hilir."
- "Sambil berdiang nasi masak."
- "Sambil berlayar sambil menampan."
- "Sambil menyelam minum air."
- "Sambil menyuruk, galas lalu."
- "Sampan ada pengayuh tidak."
- "Sarak serasa hilang, bercerai serasa mati."
- "Satu orang makan nangka, semua kena getahnya."
- "Sawah berpematang, ladang berbintalak."
- "Sayang akan garam sececah, kerbau seekor dibusukkan."
- "Sayangkan anak tangan-tangani, sayangkan istri tinggal-tinggalkan."
- "Sayangkan kain, buangkan baju."
- "Sayang-sayang buah kepayang, dimakan mabuk dibuang sayang."
- "Seayun bagai berbuai."
- "Sebab buah dikenal pohonnya."
- "Sebagai abu di atas tanggul."
- "Sebagai anjing terpanggang ekor."
- "Sebagai gagak pulang ke benua."
- "Sebagai melihat asam."
- "Sebelum ajal berpantang mati."
- "Sebesar-besar bumi ditampar tak kena."
- "Sebingkah tanah terbalik, sebatang pohon rebah."
- "Seciap bagai ayam, sedencing bagai besi."
- "Sedepa jalan kemuka, setelempap jalan kebelakang."
- "Sedia payung sebelum hujan."
- "Sedikit bubur banyak sendoknya."
- "Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit."
- "Sedikit hujan banyak yang basah."
- "Seekor kerbau berkubang, semua kena lulutnya."
- "Segan bergalah, hanyut serantau."
- "Seguru, seilmu, jangan mengganggu."
- "Sehampir-hampir tepi kain, hampir juga tepi bebat."
- "Sehari selembar benang, lama-lama jadi sehelai kain."
- "Seidas bagai benang, sebentuk bagai cincin."
- "Seiring bertukar jalan."
- "Sejelek-jelek pemimpin pasti punya anak buah, sebaik-baik pemimpin pasti punya musuh."
- "Sejengkal jadi sehasta."
- "Sekali air besar, sekali tepian berubah."
- "Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya."
- "Sekali melempar batu, dua burung yang kena."
- "Sekali membuka pura, dua tiga utang terbayar."
- "Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui."
- "Sekali tepuk dua lalat."
- "Sekerat ular, sekerat belut."
- "Selama air hilir, selama gagak hitam."
- "Semut-semut selalu bekerja sama dalam segala kegiatan."
- "Sendok berdegar-degar, nasi habis budi dapat."
- "Sendok besar tak mengenyang."
- "Sendok dan periuk lagi berantuk."
- "Senjata makan tuan."
- "Seorang makan cempedak, semua kena getahnya."
- "Sepandai-pandai membungkus yang busuk berbau juga."
- "Sepandai-pandai tupai meloncat, jatuh juga."
- "Sepanjang-panjang tali tidak sepanjang mulut orang."
- "Sepasin dapat bersiang."
- "Seperti abu di atas tunggul."
- "Seperti air dengan kolam."
- "Seperti air di daun talas."
- "Seperti air pembasuh tangan."
- "Seperti anai-anai bubus."
- "Seperti anak ayam kehilangan induk."
- "Seperti anak sepat ketohoran."
- "Seperti anak yang baru dibedung."
- "Seperti anjing bercawat ekor."
- "Seperti anjing berebut tulang."
- "Seperti anjing berjumpa pasir."
- "Seperti anjing beroleh bangkai."
- "Seperti anjing dengan kucing."
- "Seperti anjing digosok kepala, menjungkit ekor."
- "Seperti anjing kedahuluan."
- "Seperti anjing mengunyah tulang."
- "Seperti antah ditepi gantang, masuk tak genap keluar tak ganjil."
- "Seperti api dalam sekam."
- "Seperti api makan ladang kering."
- "Seperti aur ditarik sungsang."
- "Seperti ayam beranak itik."
- "Seperti ayam beroleh ubi."
- "Seperti ayam dimakan tungau."
- "Seperti ayam gadis bertelur."
- "Seperti ayam mengarang telur."
- "Seperti ayam pulang ke pautan."
- "Seperti ayam termakan rambut."
- "Seperti ayam, kais pagi makan pagi, kais petang makan petang."
- "Seperti bangau di ekor kerbau."
- "Seperti Belanda minta tanah."
- "Seperti belut jatuh ke lumpur."
- "Seperti berdiang di abu dingin."
- "Seperti berjejak diatas bara."
- "Seperti berlindung di balik sehelai daun."
- "Seperti biduk dikayuh hilir."
- "Seperti birah tidak berurat."
- "Seperti birah tumbuh di tepi lesung."
- "Seperti bisai makan sepinggan."
- "Seperti buah masak seulas."
- "Seperti bujang jolong bekerja, gadis jolong bersubang."
- "Seperti bujang jolong berkeris."
- "Seperti buku gaharu."
- "Seperti bulan dipagar bintang."
- "Seperti bunga kembang setaman."
- "Seperti cacing kepanasan."
- "Seperti cendawan dimusim hujan."
- "Seperti Cina karam."
- "Seperti Cina kebakaran jenggot."
- "Seperti diiris-iris dengan sembilu."
- "Seperti ditempuh gajah lalu."
- "Seperti elang menyongsong angin."
- "Seperti emas yang baru diupam."
- "Seperti embun di atas daun."
- "Seperti embun di ujung rumput."
- "Seperti gergaji bermata dua."
- "Seperti gunting makan diujung."
- "Seperti harimau menyembunyikan kuku."
- "Seperti hujan balik kelangit."
- "Seperti ikan dalam air."
- "Seperti ikan dalam belanga."
- "Seperti itik mendengarkan guntur."
- "Seperti itik pulang petang."
- "Seperti jamur dimusim hujan."
- "Seperti janggut pulang ke dagu."
- "Seperti jentayu rindukan hujan."
- "Seperti katak dalam tempurung."
- "Seperti katak hendak jadi lembu."
- "Seperti kelapa sompong."
- "Seperti kerbau dicucuk hidung."
- "Seperti kucing lepas senja."
- "Seperti lalat mencari puru."
- "Seperti lipas kudung."
- "Seperti membakar lalang."
- "Seperti menampalkan kersik ke buluh."
- "Seperti menatang minyak penuh."
- "Seperti mendapat durian runtuh."
- "Seperti menggantang asap."
- "Seperti menggenggam bara, terasa hangat dilepaskan."
- "Seperti menghasta kain sarung."
- "Seperti menghela rambut ditepung, rambut tak putus, tepung tidak terserak."
- "Seperti meniup api diatas air."
- "Seperti negeri dialahkan garuda."
- "Seperti nyawa ayam."
- "Seperti orang buta baru melek."
- "Seperti orang buta kehilangan tongkat."
- "Seperti orang darat jolong menurun."
- "Seperti padi hampa, kepalanya mencongak."
- "Seperti pinang dibelah dua."
- "Seperti pinang pulang ke tampuknya."
- "Seperti pipit menelan jagung."
- "Seperti rusa masuk kampung."
- "Seperti sayur dengan rumput."
- "Seperti sayur tidak berbumbu."
- "Seperti seludang menolak mayang."
- "Seperti sirih pulang ke gagangnya."
- "Seperti talam dua muka."
- "Seperti telur di ujung tanduk."
- "Seperti tidak berjejak di bumi."
- "Seperti tikus jatuh ke beras."
- "Seperti udang dipanggang."
- "Seperti ular dicubit ekor."
- "Seperti ular kena palu."
- "Seperti unta menyerahkan diri."
- "Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga."
- "Sepuluh batang bertindih yang di bawah juga yang kena."
- "Sepuluh jung masuk pelabuhan, anjing bercawat ekor jua."
- "Serigala berbulu domba."
- "Seringgit dua kupang."
- "Sesak alam tempat diam, tak berbumi tempat tegak."
- "Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna."
- "Sesat di ujung jalan surut ke pangkal jalan."
- "Sesat surit terlangkah kembali."
- "Sesayat sebelanga juga."
- "Sesungguhpun kawat yang dibentuk, ikan yang dilaut yang diadang."
- "Setajam-tajam pisau, masih lebih tajam lidah."
- "Setali tiga uang."
- "Setinggi-tinggi bola melambung, jatuhnya ke tanah jua."
- "Setinggi-tingginya bangau terbang, akhirnya ke pelimbahan juga."
- "Siang bermatahari, malam berbulan."
- "Siang berpanas, malam berembun."
- "Siapa berkotek, siapa bertelur."
- "Siapa cepat boleh dapat, siapa kemudian putih mata."
- "Siapa melompat, siapa patah."
- "Siapa yang kena cubit, itulah yang merasa sakit."
- "Siapa yang mau mengaku berak di tengah jalan."
- "Siapa yang menabur angin, akan menuai badai."
- "Siapa yang menggali lubang, akan terperosok lubang sendiri."
- "Sia-sia menggiring angin, terasa ada tertangkap tidak."
- "Sia-sia utang tumbuh."
- "Sidingin tampal di kepala."
- "Sigai sampai ke langit."
- "Silap mata, pecah kepala."
- "Sirih pulang ke gagang, pinang pulang ke tampuk."
- "Sudah beruban baru bergaum."
- "Sudah besar maka hendak melanda."
- "Sudah biasa makan emping."
- "Sudah busuk maka dipeda."
- "Sudah buta baru celik."
- "Sudah gaharu cendana pula, sudah tahu bertanya pula."
- "Sudah jadi abu arang."
- "Sudah jatuh, tertimpa tangga pula."
- "Sudah ketengah makan api."
- "Sudah makan baru bismillah."
- "Sudah masuk kedalam mulut harimau."
- "Sudah memakai adat."
- "Sudah seayun bagai berbuai."
- "Sudah tahu peria pahit."
- "Sudah terantuk baru tengadah."
- "Surga berada di telapak kaki ibu."
- "Susu di dada tak dapat dielakkan."
T
- "Tabuhan meminang anak laba-laba."
- "Tahan jerat sorong kepala."
- "Tahu di angin turun naik."
- "Tahu di angin berkisar."
- "Tahu makan, tahu simpan."
- "Tajam pisau karena diasah."
- "Tak ada api, masakan ada asap."
- "Tak ada gading yang tak retak."
- "Tak ada guruh bagi orang pekak, tak ada kilat bagi orang buta."
- "Tak ada rotan, akarpun jadi."
- "Tak ada tolak angsurnya."
- "Tak ada umpat yang membunuh, tak ada puji yang mengenjang."
- "Tak air hujan ditampung."
- "Tak air telang dipancung, tak emas bungkal diasah."
- "Tak berorang diair."
- "Tak bisa menari dikatakan lantai yang berjungkit."
- "Tak dapat tanduk, telinga dipulas."
- "Tak emas bungkal diasah."
- "Tak kayu jenjang dikeping."
- "Tak kenal maka tak sayang."
- "Tak lalu dandang di air, di gurun ditanjakkan."
- "Tak lekang karena waktu."
- "Tak pandai menari dikatakan lantai yang terjungkat."
- "Tak tentu hilir mudiknya."
- "Takkan dua kali orang tua kehilangan tongkat."
- "Takkan harimau makan anaknya."
- "Takkan lari gunung dikejar."
- "Takut akan hantu, lari ke pandam."
- "Takut titik, lalu tumpah."
- "Takutkan tuma, kain dibadan dibuang."
- "Tali berlembar empat, bagai tungku sejerangan."
- "Tali jangan putus kaitan jangan sekah."
- "Tali yang tiga lembar itu tak suang-suang putus."
- "Tambah air tambah sagu."
- "Tampan sudah, langgam terbawa."
- "Tampuk bertangkai."
- "Tangan mencencang bahu memikul."
- "Tangguk lerek dengan bingkainya."
- "Tangguk rapat, keruntung bobos."
W
0 komentar:
Posting Komentar